11.11 DESIGNING COUNTERS WITH ARBITRARY SEQUENCES
- Mengetahui apa itu adder subtractor.
Memahami prinsip kerja adder subtractor.
- Dapat merangkai rangkaian adder subtractor
A. Alat
1. Power Supply
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
2. Voltmeter DC
Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.
3. Generator DC
4. logicprobe
Logic probe atau logic tester adalah alat yang biasa digunakan untuk menganalisa dan mengecek status logika (High atau Low) yang keluar dari rangkaian digital. Objek yang diukur oleh logic probe ini adalah tegangan oleh karena itu biasanya rangkaian logic probe harus menggunakan tegangan luar (bukan dari rangkaian logika yang ingin diukur) seperti baterai. Alat ini biasa digunakan pada IC TTL ataupun CMOS (Complementary metal-oxide semiconductor).
Logic probe menggunakan dua lampu indikator led yang berbeda warna untuk membedakan keluaran High atau Low. Yang umum dipakai yaitu LED warna merah untuk menandakan output berlogika HIGH (1) dan warna hijau untuk menandakan output berlogika LOW(0).
5. Baterai (12 V)
Merupakan penyuplai energi berupa listrik.
B. Bahan
1. Logicstate
Logicstate berfungsi untuk memberi tegangan rendah atau tinggi, atau logika 1 atau logika 0.
2. Gerbang Logika OR
Gerbang OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran (Output) 1 jika salah satu dari Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda Plus (“+”). Contohnya : Z = X + Y.
Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang OR (OR Gate) :
Gerbang Logika OR (IC 7432)
Gerbang OR atau disebut juga "OR GATE" adalah jenis gerbang logika yang memiliki dua input (Masukan) dan satu output (keluaran). Meskipun memiliki pengertian yang sama dengan gerbang OR tapi memiliki perbedaan pada simbol dan tabel kebenaran.
Konfigurasi pin IC 7432:
3. Gerbang AND
Konfigurasi:
Spesifikasi :
|
4. Gerbang Logika XOR
Tabel eksitasi mirip dengan tabel karakteristik yang kita
bahas di bab sebelumnya tentang sandal jepit. Tabel eksitasi mencantumkan
keadaan sekarang, keadaan berikutnya yang diinginkan dan input flip-flop (J, K,
D, dll.) yang diperlukan untuk mencapai itu. Hal yang sama untuk flip-flop JK
dan flip-flop D ditunjukkan pada Tabel 11.7 dan 11.8 masing-masing. Mengacu
pada Tabel 11.7, jika output dalam keadaan logika '0' dan diinginkan bahwa ia
pergi ke keadaan logika '1' pada terjadinya pulsa clock, input J harus dalam
keadaan logika '1' dan input K dapat berada dalam keadaan logika '0' atau
logika '1'. Ini benar karena, untuk transisi '0' ke '1', ada dua kemungkinan
kondisi input yang dapat mencapai hal ini. Ini adalah J = 1, K = 0 (mode SET)
dan J = K = 1 (mode sakelar), yang selanjutnya mengarah ke J = 1 K = X (baik 0
atau 1). Entri lain dari tabel eksitasi dapat dijelaskan pada baris yang sama.
Dalam kasus flip-flop D, input D sama dengan status logika dari keadaan
berikutnya yang diinginkan. Ini benar karena, dalam kasus flip-flop D, input D
ditransfer ke output pada terjadinya pulsa clock, terlepas dari status logika
output Q saat ini.
Diagram transisi keadaan adalah representasi grafis dari berbagai keadaan dari rangkaian sekuensial tertentu dan urutan terjadinya keadaan-keadaan ini sebagai respons terhadap masukan jam. Negara bagian yang berbeda diwakili oleh lingkaran, dan panah yang menghubungkannya menunjukkan urutan terjadinya negara bagian yang berbeda. Sebagai contoh, Gambar 11.24 menunjukkan diagram transisi keadaan dari pencacah biner MOD-8.
Prosedur Desain
Kami akan mengilustrasikan prosedur desain dengan bantuan sebuah contoh. Kami akan melakukan ini untuk desain pencacah sinkron MOD-6, yang mengikuti urutan penghitungan 000, 010, 011, 001, 100, 110, 000, 010, :
kasus ini, jumlah flip-flop yang diperlukan adalah 3 dan keadaan yang tidak diinginkan adalah 101 dan 111
2. Gambarlah diagram transisi keadaan yang menunjukkan semua keadaan yang mungkin terjadi termasuk keadaan yang tidak diinginkan.
Negara bagian yang tidak diinginkan harus digambarkan sedang transit ke negara bagian mana pun yang diinginkan. Kami telah memilih
negara bagian 000 untuk tujuan ini. Penting untuk menyertakan keadaan yang tidak diinginkan untuk memastikan bahwa, jika penghitung
secara tidak sengaja masuk ke salah satu keadaan yang tidak diinginkan ini karena kebisingan atau peningkatan daya, penghitung akan
menuju ke keadaan yang diinginkan untuk melanjutkan urutan yang benar pada penerapan jam berikutnya. detak. Gambar 11.25
menunjukkan diagram transisi keadaan
Tabel eksitasi rangkaian dapat digambarkan dengan sangat mudah setelah kita mengetahui tabel
eksitasi dari flip-flop yang akan digunakan untuk membangun counter. Misalnya, mari kita lihat baris
pertama tabel eksitasi (Tabel 11.9). Pencacah berada dalam keadaan 000 dan akan menuju ke 010 jika diterapkan pulsa jam. Artinya, keluaran normal dariC, BDanAsandal jepit masing-masing harus
menjalani transisi '0' ke '0', '0' ke '1' dan '0' ke '0'. Mengacu pada tabel eksitasi aJKflip-flop, transisi yang diinginkan dapat terwujud jika status logikanyaJA,KA,JB,KB,JCDanKCseperti yang ditunjukkan pada tabel eksitasi.
4. Langkah selanjutnya adalah merancang rangkaian logika untuk pembangkitanJA,KA,JB,KB,JCDanKCmasukan dari yang tersediaA, A, B, B, CDanCkeluaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menggambar peta Karnaugh untuk setiap masukan, meminimalkannya, dan kemudian menerapkan ekspresi Boolean yang diperkecil. Peta Karnaugh untuk JA,KA,JB,KB,JCDan KC masing-masing ditunjukkan pada Gambar 11.26(a), (b), (c), (d), (e) dan (f).
Ekspresi Boolean yang diperkecil adalah sebagai berikut:
Analisis
Rangkaian Counter
Gambar yang diberikan menunjukkan rangkaian
counter yang terdiri dari tiga flip-flop (FF-A, FF-B, dan FF-C) serta beberapa
gerbang logika yang saling terhubung. Untuk memahami fungsionalitas rangkaian
ini, mari kita analisis koneksi dan menentukan urutan penghitung serta perilaku
keseluruhannya.
Analisis
Rangkaian
- Flip-Flop dan Input:
- Gerbang Logika:
- Ada tiga gerbang AND dan
satu gerbang OR.
- Koneksi:
- Sinyal clock terhubung ke
ketiga flip-flop, menunjukkan operasi sinkron.
- Output dari FF-A (A)
digunakan sebagai input ke gerbang AND yang terhubung ke FF-B.
- Output dari FF-B (B)
digunakan sebagai input ke gerbang AND yang terhubung ke FF-C.
- Output dari gerbang AND
digabungkan dalam gerbang OR untuk menghasilkan kondisi berikutnya untuk
FF-C.
- Kombinasi dari output
flip-flop dan gerbang logika menentukan perilaku keseluruhan rangkaian.
Fungsionalitas
dan Urutan Penghitung
Untuk menentukan urutan penghitung, kita perlu
mengamati perubahan keadaan flip-flop berdasarkan logika yang
diimplementasikan. Mari kita evaluasi perubahan keadaan langkah demi langkah
untuk setiap pulsa clock:
- Keadaan Awal:
Anggap keadaan awal dari flip-flop adalah (A,B,C)=(0,0,0)(A, B, C) = (0,
0, 0)(A,B,C)=(0,0,0).
- Logika Transisi Keadaan:
- Transisi keadaan akan
bergantung pada keadaan saat ini dan output dari gerbang logika.
- Setiap flip-flop akan
mengubah keadaannya berdasarkan input dari tahap sebelumnya dan output
dari gerbang logika.
- Mengamati Transisi Keadaan: Mari
kita analisis kemungkinan transisi dengan mengevaluasi kondisi input untuk
setiap flip-flop pada setiap pulsa clock.
Analisis
Transisi Keadaan yang Detil
Mengingat sifat sinkron dari flip-flop, kita
akan mempertimbangkan input ke setiap flip-flop pada tepi naik dari setiap
pulsa clock. Transisi keadaan dapat diuraikan sebagai berikut:
- FF-A:
- FF-A beralih setiap pulsa
clock.
- FF-B:
- FF-B beralih ketika A
dalam keadaan tinggi.
- FF-C:
- FF-C beralih ketika A dan
B keduanya dalam keadaan tinggi (output dari gerbang AND pertama adalah
tinggi).
Berdasarkan kondisi-kondisi ini, urutan
penghitung mengikuti pola berdasarkan keadaan A, B, dan C.
Urutan
Penghitung yang Diharapkan
Berdasarkan operasi umum dari penghitung
sinkron dan logika yang disediakan dalam rangkaian, kita dapat menyimpulkan
urutan penghitungnya:
- Mulai dari (A,B,C)=(0,0,0)(A, B, C) = (0, 0, 0)(A,B,C)=(0,0,0).
- FF-A beralih setiap pulsa clock: AAA = 0, 1, 0, 1, ...
- FF-B beralih ketika A dalam keadaan tinggi: BBB = 0, 0, 1, 1, 0, 0,
1, 1, ...
- FF-C beralih ketika A dan B keduanya dalam keadaan tinggi: CCC = 0,
0, 0, 0, 1, 1, 1, 1, ...
Menggabungkan perubahan ini menghasilkan
urutan berikut:
- (A,B,C)={(0,0,0),(1,0,0),(0,1,0),(1,1,0),(0,0,1),(1,0,1),(0,1,1),(1,1,1)}(A,
B, C) = \{(0, 0, 0), (1, 0, 0), (0, 1, 0), (1, 1, 0), (0, 0, 1), (1, 0,
1), (0, 1, 1), (1, 1,
1)\}(A,B,C)={(0,0,0),(1,0,0),(0,1,0),(1,1,0),(0,0,1),(1,0,1),(0,1,1),(1,1,1)}
Urutan ini menunjukkan bahwa counter menghitung dari 0 hingga 7 dalam biner (penghitung mod-8).
Kesimpulan
Rangkaian dalam Gambar 11.29 berfungsi sebagai
penghitung biner 3-bit, menghitung dari 0 hingga 7 dalam biner. Setiap
flip-flop beralih berdasarkan clock dan kondisi output yang didefinisikan oleh gerbang
logika. Urutannya berulang setelah mencapai hitungan maksimum 7, menjadikannya
sebagai penghitung siklik.
- Figure 11.31
Rangkaian yang
ditunjukkan pada gambar adalah sebuah counter (pencacah) berbasis JK flip-flop
yang terdiri dari tiga flip-flop (FF-A, FF-B, dan FF-C) yang terhubung dengan
beberapa gerbang logika AND dan OR.
Mari kita jelaskan komponen dan
koneksi rangkaian ini:
1. Flip-Flop A (FF-A):
§
Masukan
J_A dan K_A diatur ke '1' tetap, artinya FF-A akan selalu toggle (berubah
keadaan) setiap kali ada sinyal clock.
§
Keluaran
A terhubung ke gerbang AND.
2. Flip-Flop B (FF-B):
§
Masukan
J_B diatur untuk menerima keluaran dari gerbang AND yang menggabungkan sinyal
dari A dan B.
§
Masukan
K_B diatur ke '1' tetap, artinya FF-B akan toggle ketika J_B = 1 dan ada sinyal
clock.
3. Flip-Flop C (FF-C):
§
Masukan
J_C diatur untuk menerima keluaran dari gerbang AND yang menggabungkan sinyal
dari A, B, dan C.
§
Masukan
K_C diatur ke sinyal terbalik dari C, artinya FF-C akan toggle ketika J_C = 1
dan ada sinyal clock.
4. Gerbang Logika:
§
Beberapa
gerbang AND dan OR digunakan untuk menggabungkan keluaran dari flip-flop dan
membentuk masukan untuk flip-flop yang lain.
Tabel Kebenaran
Untuk membuat tabel kebenaran, kita
perlu melihat bagaimana setiap flip-flop berubah berdasarkan keadaan
sebelumnya. Asumsikan bahwa A, B, dan C adalah output dari masing-masing
flip-flop dan mereka berubah sesuai dengan sinyal clock. Mari kita buat tabel
kebenaran berdasarkan kondisi awal 000 (A=0, B=0, C=0):
Penjelasan
·
Flip-Flop
A (FF-A): Selalu toggle pada setiap sinyal clock karena J_A dan K_A diatur ke
'1'.
·
Flip-Flop
B (FF-B): Toggle ketika A = 1 dan B = 0 (berdasarkan gerbang AND masukan J_B).
·
Flip-Flop
C (FF-C): Toggle ketika A = 1, B = 1, dan C = 0 (berdasarkan gerbang AND
masukan J_C).
- Figure 11.27
Tabel 11.10 memberikan tabel
eksitasi dari flip-flop tertentu yang mempunyai X1 dan X2 sebagai inputnya.
Gambarlah tabel eksitasi rangkaian pencacah sinkron MOD-5 menggunakan flip-flop
ini untuk urutan pencacahannya 000, 001, 011, 101, 110, 000, Jika kondisi saat
ini tidak diinginkan, maka harus transit ke 110 pada penerapan pulsa jam.
Rancang rangkaian counter dengan menggunakan flip-flop yang rangkaian
eksitasinya diberikan pada Tabel 11.10
solusi
- Tabel eksitasi rangkaian
ditunjukkan pada Tabel 11.11.
- Jumlah sandal jepit yang
dibutuhkan adalah 3 buah.
- X1 (A) dan X2 (A) merupakan
input dari flip-flop A, yang juga merupakan flip-flop LSB.
- X1 (B) dan X2 (B) mewakili
input ke flip-flop B.
- X1 (C) dan X2 (C) adalah
masukan ke flip-flop C, yang juga merupakan flip-flop MSB.
- Langkah selanjutnya adalah
menggambar peta Karnaugh, masing-masing untuk input berbeda ke tiga
flip-flop.
- Gambar 11.28(a) sampai (f)
menunjukkan peta Karnaugh untuk X1 (A), X2 (A), X1 (B), X2 (B), X1 (C) dan
X2 (C) masing-masing.
- Ekspresi yang diperkecil adalah
sebagai berikut:
X1 SEBUAH = SEBUAH (11.8)
X2 A = A + BC (11.9)
X1 B = B (11.10)
X2 B = A + B + C (11.11)
X1 C = C (11.12)
X2 C = B + C (11.13)
- Figure 11.29
- Figure 11.31
- Perhatikan Gambar Rangkaian Bias Pembagi tegangan berikut. Hitunglah nilai tegangan emiter dan tegangan kolektor jika diketahui:
Jawab: - Dalam rangkaian transistor pnp, arus kolektor adalah 10 mA. Jika 90% lubang yang dipancarkan mencapai kolektor, arus emitor adalah:
Jawab: - Dalam penguat emitor umum, resistansi input dan output dari rangkaian adalah 400Ω dan 4kΩ. Jika penguatan transistor saat ini adalah 100, perolehan daya amplifier adalah:
Jawab:
Resistansi input = 400Ω
Resistansi output = 4kΩ
Penguatan transistor (Betha) = 100
Daya amplifier :
Apa salah satu tugas penting yang dilakukan transistor?
a. Menguatkan sinyal lemah
b. Mengatur tegangan
c. Meluruskan garis tegangan
d. Memancarkan cahaya
Jawab: a. Menguatkan sinyal lemahKebanyakan electron pada basis transistor npn mengalir
a. Keluar dari ujung basis
b. Menuju kolektor
c. Menuju emitor
d. Menuju tegangan basis
Jawab: b. Menuju kolektorSiapa yang pertama kali menemukan sambungan transistor
a. Bell
b. Marconi
c. Faraday
d. Schockley
Jawab: d. Shockley
- Download rangkaian proteus 11.27 disini
- Download rangkaian proteus 11.29 disini
- Download rangkaian proteus 11.31 disini
- Download video rangkaian 11.27 disini
- Download video rangkaian 11.29 disini
- Download video rangkaian 11.31 disini
- Download sheet transistor disini
- Download sheet dioda disini
- Download HTML disini